Ramadhan Adalah Bulan untuk Keluarga, Jangan Tunggu Mereka Tiada untuk Memaafkannya
Sahabat Dakwah, bagi yang beragama Islam pastinya sangat senang dengan kedatangan bulan Ramadhan, siapa pun akan bersuka cita menyambut datangnya Ramadhan. Bulan ibadah, penuh berkah. Namun, karena spesialnya Ramadhan pula, meniti hari-harinya saat dirundung kehilangan ternyata lebih lagi membekas duka.
Beberapa orang berkisah, sedihnya tiada tara ketika Ramadhan tiba, tak ada lagi suami atau salah satu anggota keluarga bersama mereka karena belum lama wafat. Ada sisi hati yang hilang saat sahur, berbuka, tarawih, kala orang terkasih tiada.
Yaaa, Ramadhan adalah bulan keluarga, bulan cinta dan kasih sayang, di mana waktu bercengkerama dengan keluarga jadi lebih banyak dari biasanya. Mereka yang bekerja pun termotivasi untuk pulang ke rumah tepat waktu agar bisa buka puasa dan beribadah bersama keluarga. Bahkan saat libur Ramadhan, rasanya tak ingin ke mana pun, di rumah bersama keluarga terasa paling afdhal. Karenanya tak heran, jika kehilangan yang terkasih menjadi begitu pedih untuk diingat di bulan ini.
Bersyukurlah jika Ramadhan kali ini keluarga masih lengkap membersamai kita. Padahal di luar sana, kita disuguhkan berita kehilangan dan kematian mengenaskan yang silih berganti muncul. Tak kuasa mata menyaksikan rekaman video dan foto derita rakyat Suriah yang dibom oleh pemerintahnya sendiri, menyebabkan banyak nyawa melayang atau jadi hidup sebatangkara. Belum lagi berita kecelakaan dan pembunuhan yang silih berganti terpapar di berita. Terbayangkah kita betapa pilunya rasa Ramadhan kali ini bagi keluarga mereka? Apalagi cara kehilangan yang mereka lalui sangat menyakitkan?
Roda hidup memang akan terus berputar. Jika setiap bulan Rajab kita sudah berdoa agar dipertemukan lagi dengan bulan Ramadhan, bisa jadi Ramadhan yang kita temui tak selalu sama indahnya dengan Ramadhan sebelumnya. Bukan Ramadhan itu yang berubah, tapi takdir hidup kita yang menempatkan kondisi pada suasana yang tak selalu sama. Terutama jika terkait dengan kematian, si pemutus kelezatan; tak hanya bagi yang mati, tapi juga bagi yang ditinggal.
Karenanya, ekspresikan syukur yang tepat jika pada Ramadhan kali ini kita tak harus merasakan kehilangan siapa pun, dengan ibadah yang mumpuni dan kasih sayang yang tulus untuk keluarga tersayang. Namun jika ternyata di bulan suci ini ada di antara kita yang harus mencecap pahitnya musibah, sungguh pahalanya akan sebanding dengan kepedihan dan kesabaran yang dijalani.
Sahabat dakwah, Maka dari itu jangan ada lagi amarah pada anggota keluarga di bulan suci ini. Lapang dada dan maafkanlah ketidaknyamanan yang mungkin mereka timbulkan. Keluargalah yang paling berhak menerima akhlak terbaik kita. Jangan sampai ketika mereka tiada, kita baru merasakan arti keberadaannya. Semoga menjadi pengingat. Sumber : ummi-online.com
http://dlvr.it/Sp8xxW
http://dlvr.it/Sp8xxW
Komentar
Posting Komentar